Rabu, 24 November 2010

Kesadaran Argumentasi (Al Wa’yu al-Ma’rifi)


Kesadaran Argumentasi adalah atas dasar apa sesungguhnya kita menjadi kader KAMMI. Pertanyaan ini harus mampu kita jawab dengan sejujur-jujurnya. Pertanyaan ini harus sering kita ulang-ulang, bukan untuk menunjukan keraguan tapi untuk menguatkan keyakinan. Inilah yang di namakan niat.

“Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan…” (HR Bukhari dan Muslim)

KAMMI adalah gerakan dakwah dan anak kandung dakwah, maka kemudian menjadi aktivis KAMMI adalah menjadi aktivis dakwah. Oleh sebab itu, kita harus punya alasan yang kuat mengapa mau berdakwah dan bergabung bersama barisan KAMMI. Dan mengapa sampai hari ini masih mau menjadi kader KAMMI. Kesadaran itu harus tertanam kuat di sanubari kita. Banyak argumentasi dapat kita temukan dalam ajaran-ajaran agama kita. Tapi yang menguatkan tetap panggilan jiwa kita sendiri.

Dalam Islam ada beberapa penjelasan tentang pentingnya berdakwah, mengajak orang kejalan kebaikan dan memperbaiki kerusakan di masyarakat.

Argumentasi pertama adalah hukumnya, menurut Muhammad Abul Fathi Al-Bayanuni dalam Al-Madkhal ilaa Ilmid Dakwah, semua ulama sepakat bahwa berdakwah itu hukumnya wajib. Para ulama hanya berbeda pendapat tentang apakah itu wajib ‘aini (atas semua orang) ataukah wajib kifa’iyah (bila telah ada yang melaksanakan maka yang lain tidak wajib). Namun demikian yang menganggap wajib kifa’iyah, juga berpendapat bahwa bila belum tersedia jumlah yang mencukupi maka semua terkena perintah wajib untuk berdakwah.

Argumentasi Kedua, Dakwah sebagai sebaik-baik perkataan.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang berdakwah kepada Allah dan beramal shaleh, dan mereka berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat: 33)

Argumentasi ketiga, Janji pahala yang akan turut mengalir dari orang yang telah di tunjukan ke jalan kebaikan.

“Barang siapa menunjukan kejalan kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala yang melakukannya” (HR. Muslim)

Argumentasi keempat, Ancaman Allah

“Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya. Hendaklah kamu menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Ataukah Allah akan menurunkan Azabnya, lalu kalian berdo’a meminta diangkat adzab dan tidak dikabulkan.” (Al Hadist)

Argumantasi kelima, Kenyataan Sejarah dan hari ini

Sesungguhnya Sejarah bangsa Indonesia adalah sejarah kaum muda, terutama mahasiswa yang merupakan entitas intelektual yang menempati posisi strategis dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mahasiswa adalah agen-agen pengubah, pilar-pilar keadilan dan kebenaran, teladan perjuangan, dan aset kunci masa depan bangsa yang tak terpisahkan dari rakyat Indonesia.

Sejarah Indonesia pasca reformasi tidak membawa perubahan yang signifikan bagi rakyat, hal ini tercermin dari lemahnya penegakan supremasi hukum yang berdampak sistemik sehingga praktek korupsi tetap mengakar di negeri ini. Sementara itu, kesejahteraan terasa semakin menjauh dari kenyataan, karena pemerintah menggunakan sistem ekonomi yang lebih berpihak kepada kepentingan pasar dan mengabaikan kepentingan rakyat Indonesia.

Berangkat dari kesadaran sejarah dan kenyataan hari ini, kita menyadari bahwa gerakan mahasiswa lahir untuk mengawal cita-cita sejati reformasi, mensejahterakan rakyat dan mengisi kemerdekaan yang di wariskan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

Ada juga Arkanul baiat seperti Al Fahmu (pemahaman), Al Ikhlas (ketulusan), hingga sampai rukun At Tadhiyyah (pengorbanan), semua itu adalah landasan yang membuat kita memiliki argumentasi.

Argumentasi semacam hal-hal tersebut, dari waktu ke waktu harus menginternalisasi ke dalam diri kita sehingga bias berubah dari pemahaman menjadi kesadaran. Dan dari kesadaran menjadi kesediaan dan dari kesediaan menjadi kerelaan... (Bersambung ke Kesadaran Afiliasi)

Penulis : Noval Abuzarr (Ketua KAMMI Daerah Jakarta)
Sumber : Kammi.org

Artikel Terkait: