Rabu, 24 November 2010

Kesadaran Afiliasi ( Al Wa’yu Al-Intima-i)


Kesadaran afiliasi, dalam perspektif normative ajaran Islam, adalah perintah untuk tidak hidup sendirian. Tetapi dalam konteks gerakan mahasiswa, afiliasi pada dasarnya menjelaskan adanya tuntutan kerjasama dalam mewujudkan cita-cita kemahasiswaan kita. Bahwa tugas-tugas KAMMI yang wajib dan mulia itu, tidak dapat dilaksanakan sendirian.

Harus ada kerja sama. Lebih dari itu afiliasi adalah mekanisme pengelolaan sebuah gerakan dari personal dan parsial menjadi kerja-kerja yang integral dan universal.

Kita juga perlu menyadari bahwa gerakan dakwah yang KAMMI lakukan juga berhubungan dengan gerakan dakwah yang lebih besar, bahkan berhubungan dengan gerakan mengembalikan kejayaan Islam itu sendiri. Menurut Fathi Yakan, afiliasi (intima’) kepada gerakan dakwah yang benar pada dasarnya adalah afiliasi kepada Islam itu sendiri (intimai’ diini). Lalu sesudah itu adalah afiliasi kepada langkah–langkah dan perjalanan dakwah Islam yang di usung oleh dakwah atau harokah Islam itu (intima’ mashiri). Semangat dasarnya adalah tolong menolong di dalam kebaikan.

“Dan tolong-menolonglah kamu di dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Kebaikan dari hasil tolong menolong akan lebih kuat dibanding kebaikan individual, sebab secara jumlah bisa menjadi banyak sekaligus selaras dengan perintah Allah untuk saling tolong menolong. Setiap manusia saling memerlukan satu dengan yang lain. Sebab kelengkapan seseorang ada pada orang lain. Dan bahwa setiap orang sangat perlu kepada pertolongan orang lain. Karena manusia diciptakan dengan kekurangan-kekurangan.

Kesadaran afiliasi sangat dipengaruhi oleh kesadran argumentasi. Bahwa pada akhirnya hidup tidak ada yang benar-benar netral. Dalam pengertian tanpa afiliasi, itu tidak mungkin. Setiap kita secara alami diciptakan atas dasar kecendrungan berafiliasi. Dan afiliasi kader KAMMI adalah kepada dakwah. Namun demikian afiliasi kader KAMMI adalah afiliasi yang sampai pada tingkat loyalitas. Di tahap ini afiliasi memerlukan sebuah komitmen. Afiliasi memerlukan pengorbanan. Karena itu, yang bisa memperkuat kesadran afiliasi itu adalah kita sendiri. Kita yang harus memiliki persepsi yang memadai mengapa saya berafiliasi, mengapa saya bergabung (intima’i) dengan KAMMI. (Bersambung ke Kesadaran Berkontribusi)

Penulis : Noval Abuzarr (Ketua KAMMI Daerah Jakarta)
Sumber : Kammi.org


Artikel Terkait: