Rabu, 24 November 2010

Kesadaran Berkontribusi (Al Wa’yu Al-Intaji)


Afiliasi yang benar, kuat dan loyal harus berbuah amal dan kontribusi. Kesadaran berkontribusi memberi kita pembuktian pada tataran yang lebih nyata tentang arti menjadi aktivis KAMMI. Sebab di sini kita bicara tentang apa yang bisa kita lakukan, apa yang bisa kita berikan, dan apa yang bisa kita perjuangkan untuk kemajuan Islam dan dakwah Islam.

Di sini berlaku pembedaan atas dasar amal, atas dasar kualitas, dan atas dasar kontribusi. Allah memberi keutamaan dan kelebihan kepada yang berjuang di bandingkan yang duduk-duduk saja. Yang bekerja lebih utama dari yang tidak. Yang berkontribusi lebih mendapatkan kemuliaan dari yang tidak.

“Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk ddengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat daripada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 95 – 96)

Berkontribusi dalam amal adalah ruh pertumbuhan. Pertumbuhan adalah inti utama model kehidupan yang dibangun Islam. Bahkan itu pula yang menjadi pertaruhan para Rasul dengan umat-umatnya yang membangkang.

“Dan (dia Syu’aib berkata): Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu.” (QS. Huud: 93)

Di tengah peluang dan tantangan masa depan yang terus dihadapi gerakan KAMMI, peluang untuk beramal dan memberi kontribusi yang maksimal sangatlah besar. Bila kita memiliki kesadaran kontribusi yang baik, maka sesudah itu hanya soal pilihan ruang dan model. Mengembangkan kualitas dan kuantitas kader, mengadvokasi masyarakat, mendidik dan mencerdaskan masyarakat, mengembangkan model ekonomi yang mensejahterakan masyarakat adalah sebagian contoh apa yang bisa kita lakukan. Dalam Islam sistem peran adalah kontribusi untuk kita sendiri.

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri.” (QS. Al Isra’: 7)

Sebagai kader, setiap kita pasti punya situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Mungkin ada di antara kita yang loyalitasnya sebagai kader bagus, tetapi produktifitasnya kurang. Kontribusinya rendah. Ada yang afiliasinya rendah, kontribusinya juga rendah. Yang lebih baik, tentu saja adalah bila loyalitas baik dan kontribusinya juga maksimal. (Bersambung ke Kesadaran Ekspektasi)

Penulis : Noval Abuzarr (Ketua KAMMI Daerah Jakarta)
Sumber : Kammi.org


Artikel Terkait: